Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Penyucian Jiwa dengan Mengenal Macam-macam Hati

segumpal hati
Hati dan Jiwa



 أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ketahuilah, bahwasanya di dalam tubuh manusia itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.


Bagaikan raja terhadap prajuritnya dan bagaikan pemimpin terhadap jajarannya. 


Semua akan bekerja atas dasar perintah dari atasannya. Akan tunduk dan patuh terhadap pemimpinnya. Itulah analogi hati, yang memiliki peran utama bagi seluruh tubuh. Karena perintah hatilah, keistiqamahan dan beberapa penyelewengan itu ada. Hati merupakan penggerak dari anggota tubuh yang kita miliki.


Maka dari itu, perlu adanya pembenaran dan pelurusan niat bagi orang-orang yang ingin menempuh jalan menuju Allah SWT. Selain itu, perlu adanya mengkaji macam-macam hati dan pengobatannya. Hal tersebut merupakan bentuk ikhtiyar kita untuk mengetahui seperti apa hati yang telah kita miliki dan kita dapat mengobatinya jika terdapat keburukan didalamnya.



Segumpal daging 


Segumpal daging atau yang biasa kita sebut dengan hati dalam tubuh manusia itu bisa hidup dan bisa mati. Tergantung bagaimana pengamalannya.



Jenis - jenis klasifikasi Hati Manusia ( Akal Sehat )


Hati terbagi menjadi 3 macam, yaitu:


  1. Hati yang sehat
  2. Hati yang mati
  3. Hati yang sakit



Ketiga macam hati tersebut, termasuk dalam kategori manakah hati yang ada dalam tubuh kita?

Apakah hati yang sehat, atau hati yang mati, atau bahkan hati yang sakit? 



Mari kita simak penjelasan berikut ini:



1. Hati yang sehat


Hati yang selamat dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan segala perintah Allah dan selamat dari setiap syubhat atau ketidakjelasan dari segala penyelewengan yang menutupi sebuah kebenaran.

Jika ia membenci sesuatu, mencintai, memberi dan menahan diri, semata-mata hanya karena Allah SWT. Hatinya terikat kepadaNya dengan ikatan yang sangat kuat untuk menjadikanNya sebagai satu-satunya panutan dalam setiap perkataan maupun perbuatan yang ia lakukan. Ia tidak akan berani mendahuluiNya atau bersikap lancang perihal aqidah, perkataan atau perbuatan. Allah SWT berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q. S al Hujurat 1


Demikianlah hati yang sehat, hati yang hidup, khusyu', tawadlu', lembut dan selalu berjaga dari hal-hal yang sekiranya membuat ia lupa terhadap kecintaannya kepada Sang Pencipta.



2. Hati yang mati


Hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Ia tidak pernah beribadah kepadaNya, enggan melakukan perintahNya, dan enggan menghadirkan sesuatu yang dicintaiNya dan RasulNya. Hati yang seperti ini adalah hati yang diliputi oleh hawa nafsu serta kenikmatan duniawi. Ia tidak mengetahui bahwasanya, kehidupan di dunia hanyalah sementara atau dalam istilah jawa "mampir ngombe", dan kehidpan di akhiratlah kekal. Ia tidak peduli kepada keridhaan ataupun kemurkaan Allah SWT, baginya yang paling penting adalah menuruti hawa nafsunya.

Kalaupun ia mencintai, membenci, memberi, ataupun menahan diri itu semua hanya karena hawa nafsu belaka. Ia telah dikuasai oleh hawa nafsu yang ada dalam dirinya, ia lebih mencintai hawa nafsu ketimbang keridhaan Allah SWT. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali dalam dirinya.

Ia telah diseru oleh Allah dan negeri akhirat, namun ia berada di tempat yang sangat jauh, sehinga ia tidak menyambutnya, karena hawa nafsu telah menjadikannya tuli dan buta terhadap kebenaran, sehingga ia  lebih setia terhadap setan yang sesat. 

Demikianlah hati yang mati dan gersang.



3. Hati yang sakit


Hati yang hidup namun di dalamya mengandung penyakit. terkadang ia cenderung kepada kehidupan dan terkadang ia cenderung kepada penyakit. Padanya terdapat sebuah kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah yang merupakan sumber kehidupannya. Namun, padanya pula terdapat kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad atau dengki (tidak suka melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dan mengharap kenikmatan itu lenap darinya), kibr atau sombong (menganggap remeh orang lain) dan sifat ujub yang merupakan suber bencana dan kehancurannya. Ia berada diantara dua penyeru; penyeru kepada Allah, Rasul dan hari akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. 


Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat dan akrab dengannya.


Demikianlah hati yang sakit terkadang ia dekat kepada keselamatan dan terkadang pula ia dekat terhadap suatu kebinasaan.


Dari ketiga macam hati di atas kita bisa mengetahui bagaimana hati kita yang sebenarnya. Sebagai seorang hamba, kita harus selalu berikhtiyar dan berusaha agar mendapatkan keridhaanNya dan dijauhkan dari kemurkaanNya.




Sumber Referensi: Tazkiyatun Nafs; Konsep Penyucian Jiwa Menurut Ulama Salafusshalih




Posting Komentar untuk "Konsep Penyucian Jiwa dengan Mengenal Macam-macam Hati"

Penulis :
-----------------

Nur Itsnaini SS | Alumni IAIN WALISONGO Semarang
Pengelola Website "Nur Itsnaini"
Konsentrasi Artikel "Pendidikan Agama Islam"



Semoga Ilmunya dapat bermanfaat